Kisah Dibalik Gagalnya Akuisisi Blackberry Oleh Lenovo


Start-up yang langsung melejit, Lenovo mengurungkan niat untuk memperlebar sayap di bisnis smartphone berkat intervensi pemerintah Kanada yang tak ingin perusahaan asal China itu masuk.

Pemerintah Kanada kabarnya sangat khawatir akan masalah keamanan nasional negara tersebut, apabila BlackBerry dibeli oleh Lenovo. Hal tersebut dinilai sangat wajar, mengingat BlackBerry memiliki peran penting dalam infrastruktur telekomunikasi dan data pemerintahan dan enterprise di Kanada.

Pemerintah Kanada, masih menurut sumber yang sama, dalam diskusi level atas dengan BlackBerry, pernah mengungkapkan bahwa mereka tidak akan memberikan izin untuk sebuah perusahaan China membeli perusahaan yang memiliki kaitan kuat dengan infrastruktur telekomunikasi Kanada.

"Kami telah cukup konsisten dengan pesan bahwa Kanada terbuka dengan investasi dari pihak asing dan investasi dari China pada khususnya, tetapi tidak pada posisi mengorbankan keamanan nasional," kata seorang pejabat pemerintah Kanada yang tidak mau disebutkan namanya.

BlackBerry sendiri diketahui mengoperasikan jaringan aman (secure network) yang menangani ratusan ribu pesan yang terenkripsi setiap harinya. Konsumen dari layanan BlackBerry terdiri dari pemerintahan dan juga perusahaan besar. BlackBerry juga pernah mengungkapkan, ada 30 petabyte data yang melewati infrastrukturnya dalam tiap bulannya.

Sebelumnya, BlackBerry telah membuat keputusan untuk menjual seluruh perusahaan atau hanya beberapa unit bisnis pada bulan Agustus lalu.

Sejak mengeluarkan pernyataan tersebut, banyak perusahaan besar yang dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi BlackBerry, seperti Google, SAP, Cisco, Intel, LG, dan juga Lenovo.

Perusahaan-perusahaan besar tersebut tertarik dengan portofolio paten BlackBerry dan juga jaringan server telekomunikasi BlackBerry Enterprise Service (BES) yang terkenal aman.

Pada akhirnya, BlackBerry memutuskan untuk membatalkan niatnya tersebut. Mereka akhirnya menerima dana investasi sebesar 1 miliar dollar AS dari Fairfax Financial Holdings, sebuah konsorsium yang juga merupakan pemegang saham terbesar BlackBerry.

Bersamaan dengan keputusannya tersebut, BlackBerry memberhentikan CEO Thorsten Heins dan mengangkat CEO interim John Chen.(inpil/auw)

0 Komentar: